
Bisnis Bersama Pasangan Rentan Konflik? Ini Tips Mengatasinya
Sejak pandemi bergulir, pemecatan hubungan kerja (PHK) banyak terjadi. Ini membuat banyak mantan karyawan yang tergerak untuk mulai menjalankan bisnis. Ada yang menjalankan sendiri, ada juga yang bersama pasangan.
Banyak pendapat yang bilang bahwa berbisnis dengan pasangan itu rentan konflik, karena harus gonta ganti peran sebagai pasangan dan partner bisnis. Akan tetapi, banyak juga kok pasangan yang berhasil membangun bisnis bareng.
Lagipula, memulai bisnis itu sama seperti punya bayi, dimana kamu berdua sama-sama memelihara, merawat, dan membesarkan. Nah, menjalankan bisnis itu kurang lebih seperti pernikahan, butuh kepercayaan, semangat, komunikasi, dan kerja keras.
Supaya niat kamu membangun bisnis bareng pasangan bisa berjalan mulus, yuk simak beberapa tips berikut ini:
Sepakati tujuan bersama
Sebelum mulai melangkah, pastikan dulu kamu dan pasangan memiliki tujuan, serta visi dan misi yang sama. Kalau tujuan dan visi misi sudah jelas, kesepakatan juga sudah bulat, selanjutnya akan terasa lebih gampang.
Komunikasi satu sama lain
Chemistry menjadi salah satu kunci utama keberhasilan membangun bisnis. Untuk membangun chemistry yang baik, perlu komunikasi terbuka dua arah yang seimbang dan saling menghargai satu sama lain.
Bersikap profesional
Agak susah kadang bagi pasangan suami istri untuk bersikap profesional. Kedekatan hubungan sering melunturkan profesionalisme. Perlu keterbukaan dari kamu berdua untuk memutuskan kapan kamu bertindak sebagai pasangan, kapan sebagai partner bisnis.
Ingat, dalam membangun bisnis pasti akan ada jatuh bangun. Akan ada suka, duka, stres, bahkan rasa ngga nyaman satu sama lain, ketika krisis datang. Keterbukaan dan komunikasi yang baik bisa membuat masing-masing berbesar hati, mau menerima kritik, dan berusaha maksimal untuk kemajuan bisnis. Sebaliknya, ketika ada masalah rumah tangga, bersikaplah professional dan jangan dicampur aduk dengan urusan bisnis.
Buat Surat Perjanjian
Memulai bisnis yang serius harus dibentuk secara legal di atas surat perjanjian resmi, begitu juga saat menjalankan bisnis bersama pasangan. Kalau kamu ngga mau membuat perjanjian yang bersifat legal, setidaknya ada perjanjian antar kamu dan pasangan mengenai modal, sistem gaji, pembagian tugas, hak dan kewajiban masing-masing. Ini merupakan bentuk profesionalitas kamu dan pasangan terhadap bisnis yang akan dijalankan. Kejelasan ini perlu untuk menghindari lempar tanggung jawab bila ada konflik.
Jangan lupakan peran sebagai pasangan
Sibuk menjalani bisnis, lalu lupa bahwa kamu berdua juga adalah pasangan suami istri. Hati-hati, jangan sampai kejadian begini ya. Pandai-pandai bertukar peran antara partner bisnis dan pasangan hidup. Jangan lupakan tanggung jawab kamu berdua sebagai pasangan. Ini dapat mengurangi potensi masalah yang bisa menghambat kemajuan bisnis.
Yuk, ajak pasanganmu berbisnis!