top of page

Ingin Menjadi Freelancer? Simak Dulu Untung Ruginya



“Enak ya jadi freelancer, ngga harus ke kantor tiap hari, ngga diomelin bos, kerja bisa suka-suka.”


Pernah dengan ungkapan seperti ini? atau justru kamu sendiri pernah berpikir seperti ini? Cukup banyak memang orang yang beranggapan bahwa freelancer atau orang yang bekerja secara freelance, terkadang disebut juga dengan pekerja lepas, bisa bekerja bebas, semaunya, dengan pendapatan tanpa batas. Tetapi tidak sedikit juga orang yang berpendapat bahwa freelancer cenderung tidak memiliki prospek, pendapatannya yang kecil, atau kerja tanpa kenal waktu.


Pada dasarnya, pekerjaan freelance adalah pekerjaan dimana seseorang bekerja untuk dirinya sendiri dan tidak “terikat” dengan sebuah perusahaan. Karena ia tidak terikat dengan sebuah perusahaan, maka hak dan kewajiban yang ia miliki juga berbeda dengan karyawan tetap. Misalnya, seorang freelancer biasanya dibayar per proyek, bukan perbulan seperti yang diterima karyawan tetap. Seorang freelancer juga biasanya bisa bekerja dimanapun (secara remote), berbeda dengan karyawan tetap yang harus datang ke kantor.

Tapi, karena dibayarnya per proyek, freelancer ngga mendapatkan keuntungan yang didapat karyawan tetap, misalnya tunjangnan atau asuransi kesehatan. Seorang freelancer juga ngga dapat fasilitas kantor, ia harus menyediakan alat kerjanya sendiri, termasuk laptop dan koneksi internet.


Ada beberapa jenis pekerjaan yang bisa dilakukan secara freelance, seperti penulis, web designer atau web developer, data entry, desainer grafis, ahli SEO, fotografer, digital marketer, content creator juga financial advisor. Kamu tertarik? Cobalah mendalami sala satu pekerjaan yang sesuai dengan minat kamu.


Akan tetapi, sebelum memutuskan untuk menjadi freelancer, simak dulu yuk keuntungan dan kerugiannya.


Keuntungannya:

Bisa mengontrol pekerjaan sendiri

Menjadi freelancer adalah menjadi bos untuk diri sendiri. Karena ngga ada atasan yang memerintah untuk bekerja, maka kamu bisa mengontrol pekerjaan kamu sendiri. Kamu juga bisa menentukan sendiri untuk menerima atau menolak proyek. Kalau waktu kamu masih lowong dan pekerjaan tersebut dirasa cocok, bisa kamu terima, tapi kalau sudah overload, bisa kamu tolak.


Bekerja dimana saja

Ini yang agak sulit dilakukan bila kamu berstatus pekerja kantoran. Sebagai freelancer kamu ngga harus datang ke kantor, pekerjaan bisa dilakukan dimana saja, apakah di ruman, di kafe, di taman, bahkan di gunung atau tepi pantai, selama ada koneksi internet, kamu bisa bekerja. Yang paling penting adalahm pekerjaan selesai tepat waktu dan klien puas dengan hasilnya.


Waktu yang fleksibel

Seorang pekerja lepas tidak lagi terikat dengan jam kerja nine to five lagi. Biasanya ada deadline dari sebuah proyek yang harus dikerjakan. Pemberi pekerjaan tidak akan peduli kapan pekerjaan itu dilakukan, pagi siang atau malam, yang penting pada saat sampai tenggat waktu yang ditentukan, pekerjaan itu selesai dengan baik.


Terhindari dari politik kantor

Selalu saja ada berbagai politik di kantor yang ngga jarang membuat karyawan stress, kadang sampai depresi lho. Misalnya, rekan kerja yang lebih pintar cari muka ke atasan daripada bekerja, persaingan yang ngga sportif, juga konflik dan gosip yang suka membuat kuping panas. Nah, sebagai freelancer, kamu tidak perlu berurusan dengan berbagai hal tersebut.


Belajar disiplin

Sebagai freelancer, bukan hanya ngga harus ke kantor setiap hari, tapi kamu juga ngga punya gaji bulanan. Untuk itu kamu harus benar-benar belajar mengontrol sendiri semuanya. Kamu harus bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran, mengatur jam tidur, jam makan, dan durasi pengerjaan proyek. Tentu saja semua ini melatih kamu untuk disiplin dalam segala hal, sehingga hidup kamu pun akan jauh lebih teratur, tanpa diatur oleh orang lain.

Ada keuntungan, pas ada kerugian juga donk. Ini dia kerugiannya menjadi freelancer:


Pendapatan tidak pasti

Tidak seperti pekerja kantoran yang rutin menerima gaji setiap bulan, seorang freelancer menerima bayaran dari satu proyek yang telah selesai dikerjakan. Terkadang ada saja pemberi kerja yang nakal dan tidak membayar tepat waktu. Selain itu, ada saja waktu kosong dimana tidak ada proyek satu pun meski sudah mengajukan proposal ke beberapa tempat. Itulah sebabnya diperlukan disiplin ketat dari seorang freelancer dalam mengatur keuangan, agar saat sepi proyek masih tetap bisa ‘hidup’.


Dikejar klien

Bukan hanya pekerja kantoran yang dikejar-kejar bos, pekerja lepas juga kerap dikejar klien, terutama bila ada masalah atau sudah mendekati deadline. Tidak peduli sedang dimana atau jam berapa, klien bisa kapan saja meminta kamu melakukan revisi atau hal lain seputar pekerjaan tersebut.


Kesepian

Sebagian orang lebih suka bekerja sendiri, akan tetapi sebagian lainnya mungkin lebih senang bila ada rekan kerja atau karyawan lain. Nah, sebagai freelancer, kamu harus siap untuk bekerja sendiri, tanpa ada teman ngobrol atau bergosip.


Risiko dibayar murah

Salah satu risiko yang harus dihadapi seorang freelancer adalah kompensasi pembayaran yang tidak sesuai dengan pekerjaan. Beberapa pemberi pekerjaan kadang menganggap remeh pekerja freelance sehingga enggan memberikan kompensasi yang sesuai. Untuk itu, sebagai freelancer kamu perlu melakukan riset mendalam mengenai tingkat kesulitan pekerjaan, agar dapat menetapkan harga yang sesuai. Kamu berhak kok menolak pekerjaan tersebut kalau bayarannya tidak sesuai.


Masalah kesehatan

Fleksibilitas kerja terkadang bisa menjadi boomerang bagi seorang freelancer. Jam kerja yang ngga pasti bisa mengganggu waktu tidur. Apalagi kalau mengerjakan beberapa proyek dalam waktu yang bersamaan. Waktu istirahat kamu akan banyak berkurang, ngga sempat olahraga, bahkan bisa menjadi kelelahan fisik dan mental. Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dalam menerima pekerjaan, agar kamu bisa tetap memiliki waktu istirahat dan tidak mengganggu kesehatan.

bottom of page