
Kecanggihan teknologi telah membawa perubahan ke berbagai bidang, mulai dari bisnis, pendidikan, hingga kehidupan sehari-hari. Beberapa waktu lalu, mungkin tidak banyak perempuan yang terjun ke dunia bisnis. Tapi sekarang, dengan berbekal telepon genggam, laptop dan akses internet, semakin banyak kaum hawa,remaja maupun ibu rumah tangga, yang membuka usaha online dan meraih untung fantastis. Karenanya, sebutan mompreneur, yang diambil dari kata mom dan entrepreneur pun marak digunakan. Akan tetapi, menjadi ibu rumah tangga sambil menjalankan bisnis sendiri bukan hal mudah lho, apalagi kalau kamu sudah punya anak. Menjalani profesi ganda sebagai pengusaha sekaligus ibu rumah tangga menuntut pengelolaan waktu, tenaga dan pikiran. Memang benar, perempuan dikenal sebagai makhluk yang multitasking, tapi kalau salah strategi, dua hal yang mungkin terjadi; keluarga kurang dapat perhatian atau bisnis berhenti di tengah jalan. Lalu, bagaimana tips dan triknya untuk sukses menjadi mompreneur? Yuk, kita simak berikut ini: 1. Miliki motivasi yang kuat Motivasi menjadi landasan utama untuk menjadi mompreneur. Apa motivasimu? Menambah uang belanja, memiliki penghasilan sendiri, menggali potensi diri, atau sekedar mengisi waktu luang? Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan dua peran secara bersamaan. Kalau motivasimu tidak cukup kuat, berbagai masalah seperti anak sakit atau salah paham dengan pasangan, dapat membuat kamu lelah dan pada akhirnya menyerah. Mesti diingat pula, setiap bisnis selalu ada fase naik turun, motivasi awal yang kuat dapat menjadi sumber energi kamu menghadapi setiap fase hingga tersebut. 2. Pilih usaha yang sesuai dengan minat Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa bila kita menjalani pekerjaan yang sesuai dengan minat kita, maka kita merasa seolah-olah tidak sedang bekerja. Hal ini juga dapat diterapkan dalam usaha. Pilihlah usaha yang sesuai dengan minat kamu. Kenapa? Karena akan ada begitu banyak permasalahan yang timbul sepanjang perjalanan yang dapat membuat kamu menjadi drop atau patah semangat. Nah, usaha yang dimulai dari minat atau hobi akan membuat kamu mencintainya dan berusaha sekuat mungkin untuk mempertahankannya. 3. Bicarakan dengan keluarga Apapun yang kita lakukan, selalu komunikasikan dengan anggota keluarga yang lain, seperti suami dan anak-anak. Berikan pengertian kepada mereka, dan sebisa mungkin minta dukungan agar mereka mengerti bahwa meskipun kamu ada di rumah, tapi ada pekerjaan yang harus kamu lakukan. Tidak ada salahnya untuk melibatkan atau meminta saran dari suami yang mungkin saja lebih paham mengenai bisnis. 4. Manajemen waktu yang baik Kamu mungkin berpikir mudah menjalankan usaha dari rumah. Sayangnya tidak demikian. Meski di rumah, kamu harus mengatur waktu dengan baik. Alokasikan waktu khusus untuk mengelola bisnis di luar waktu untuk keluarga. Tetapkan jam kerja khusus untuk menangani bisnis yang tidak mengganggu aktivitas mengurus keluarga. Misalnya, saat anak-anak berangkat sekolah atau saat anak-anak tidur. Atau kalau di masa pandemi ini, saat tidak harus membantu anak-anak mengerjakan tugas. Kamu yang paling mengerti aktivitasmu dan keluarga, maka aturlah sebaik mungkin agar antara bisnis dan keluarga dapat tertangani dengan baik. 5. Manajemen keuangan yang baik Biasakan untuk memisahkan dana rumah tangga dan usaha, bahkan ada baiknya untuk membuat rekening khusus yang berbeda dengan rekening yang kamu gunakan untuk keperluan sehari-hari. Di saat-saat awal, ketika usaha kamu masih kecil, mungkin terlihat tidak masalah. Namun ketika sudah mulai berkembang dan semakin besar, kamu akan pusing dengan keuangan yang tercampur aduk. Dengan memiliki rekening khusus, akan mudah memantau sejauh mana perkembangan usaha kamu. Modal yang harus kamu putar untuk menambah stok barang misalnya, berapa keuntungan yang kamu dapatkan dan berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional, dan sebagainya.
6. Keep updated Sebagai mompreneur, kamu akan selalu mengandalkan gadget. Karena itu kamu harus melek teknologi, update dengan perkembangan terbaru. Ada perubahan apa di sosial media yang menuntut kamu untuk melakukan perubahan dalam sistem marketing dan copy writing. Jangan sampai bisnis kamu mandek di tengah jalan hanya karena kamu gagap teknologi atau gagap sosial media.