
Saat Millenial Memimpin Milenial
Setelah perjuangan berat, akhirnya kamu naik jabatan. Yeay..Selamat ya!
Eit…! Jangan lupa, posisi lebih tinggi, tanggung jawab juga juga lebih besar. Kini saatnya kamu dipercaya untuk memimpin tim. Ngga gampang lho membuktikan kepada atasan bahwa dia ngga salah pilih. Banyak yang perlu kamu pelajari supaya dapat memimpin dan mengelola tim dengan baik. Yuk, simak tipsnya.
Bingung mulai dari mana
Limpahan tanggung jawab dengan segudang ekspektasi pasti bikin kamu bingung. Dari mana harus memulai, gimana kalau salah langkah, gimana kalau ngga mencapai target?
Tenang dulu, jangan sampai ngga bisa tidur. Buatlah program jangka pendek terlebih dulu. Misalnya, apa yang mau kamu lakukan dalam 100 hari ke depan. Lalu susun target mingguan, minggu pertama harus menyelesaikan A, minggu kedua harus mengerjakan B, dan seterusnya. Sosialisasikan program kamu ini kepada anggota tim, dan minta masukan dari mereka.
Menghadapi teman sendiri
Awalnya sering ngopi bareng sepulang kantor, patungan bayar taksi setiap pulang malam, sekarang kamu harus mengingatkan mereka untuk datang on time pada weekly meeting. Hmm…posisi lebih tinggi memang biasanya membuat hubungan pertemanan ikut berubah, tetapi bukan tidak bisa diatasi kok.
Meski kesibukan kamu bertambah, usahakan untuk tetap nonkrong dengan mereka. Informal meeting sambil makan siang lebih efektif lho untuk mendiskusikan target, strategi dan tantangan yang harus dihadapi bersama. Komunikasi yang baik akan membangun rasa memiliki dan memicu mereka untuk bekerja lebih baik. Kalau tujuan tercapai, kamu akan dilihat atasan sebagai pemimpin yang kompeten.
Rekan kerja berulah
Sebagai sesama anggota tim, kadang kita harus menutupi kesalahan teman supaya terlihat solid di mata atasan. Tapi kali ini, kamu yang jadi atasan, dan kamu juga yang harus mengambil keputusan.
Secepatnya ajak si rekan bermasalah ini untuk duduk bareng. Ingatkan beberapa kesalahan yang pernah ia lakukan dulu, dan bagaimana kamu dan teman-teman selama ini melindunginya dari atasan. Ini penting untuk menyadarkan bahwa bukan baru kali pertama ini saja ia berulah. Kalau setelah itu masih ngga berubah juga, coba untuk mulai mulai melibatkan HRD.
Menghadapi senior
Kamu sudah berusaha untuk bijak, berusaha untuk dewasa, tapi masih ada aja orang yang ngga senang dengan posisi kamu. Jangan heran. Biasanya orang itu sudah bekerja lebih lama dan lebih senior, dan dia menganggap kamu ngga pantas menduduki jabatan kamu sekarang.
Pendekatan yang paling baik tentunya bicara dari hati ke hati. Kasih dia kesempatan untuk mengeluarkan unek-uneknya. Tunjukkan kalau kamu memahami keresahannya, bahwa kamu menghormatinya sebagai senior, tapi kamu juga punya tanggung jawab yang harus dituntaskan bersama, termasuk dirinya sebagai anggota tim. Sekali lagi, kaalu pendekatan baik-baik ngga mempan, mungkin kamu perlu bala bantuan, misalnya membicarakan hal ini dengan atasan, atau dengan HR.
Pendahulu kamu keren banget
Menggantikan posisi atasan yang prestasi dan tindakannya selalu kamu kagumi memang berat. Kamu akan selalu terbayang-bayang kehebatan dia. Tak jarang kamu membandingkan setiap rencana dan tindakan kamu dengan yang pernah dilakukan mantan bos.
Tapi ingat, ini adalah kesempatan kamu. Pelajari semua yang baik dari pendahulu kamu, lakukan hal yang sama baiknya tapi dengan cara yang lebih inovatif. Tak ada salahnya juga minta masukan mengenai rencana kamu tersebut dari teman dekat yang kini menjadi anggota tim kamu.
Good luck!