
Apa itu generasi sandwich?
Generasi sandwich atau generasi terjepit adalah sekolompok orang yang harus merawat orang tua yang umumnya sudah lanjut usia dan anak-anak mereka sendiri. Mereka diibaratkan dengan sandwich atau sepotong daging yang terhimpit oleh dua potong roti. Roti yang satu diibaratkan sebagai orang tua, roti satunya lagi diibaratkan sebagai anak.
Fenomena generasi sandwich ini mulai dikenal akhir abad ke-20 dimana rentang usia melahirkan anak lebih tua daripada sebelumnya. Akibatnya, seseorang memiliki anak kecil dan orang tua yang lemah pada saat yang bersamaan. Misalnya, pada awal abad ke-20, kebanyakan perempuan mempunyai anak pada usia sekitar 20 tahun, pada saat itu orang tua mereka berusia 40-50 tahun dan biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus. Akhir-akhir ini, perempuan mempunyai anak saat mendekati usia 30 tahun, sedangkan orang tua mereka sendiri berusia sekitar 60 tahun. Oleh sebab itu, orang tua mempunyai risiko untuk membutuhkan dukungan yang jauh lebih tinggi sebelum cucu menjadi dewasa.
Orang-orang yang "terimpit" ini menjadi bertanggung jawab untuk merawat orang tua dan anak-anak mereka pada saat yang sama. Mereka dapat membantu orang yang mereka cintai dengan tugas sehari-hari, memberi pengobatan dan pengawasan, memberi obat-obatan dan membantu dalam kesulitan keuangan, hukum, dan emosional orang-orang yang mereka cintai serta diri mereka sendiri.
Kebanyakan generasi sandwich mengalami kesulitan finansial karena kurangnya pengetahuan finansial dan pengelolaan keuangan yang baik dari generasi sebelumnya. Ketika giliran sang anak yang menjadi tulang punggung, kondisi jadi memprihatinkan karena orang tua tidak punya tabungan untuk pensiun, sementara anak juga harus membiayai keluarganya.
Gak jarang generasi sandwich terpaksa mengubur cita-cita mereka, karena tingginya kebutuhan keluarga. masih ditambah mereka juga harus mempersiapkan kebutuhan masa depan anak yang pastinya akan lebih tinggi lagi. Satu-satunya solusi bagi generasi sandwich adalah memperbaiki pengelolaan keuangan supaya gak terjebak utang. Banyak dari mereka yang berusaha mencari tambahan penghasilan di luar jam kerja, ada juga yang mencoba untuk berinvestasi dengan harapan dapat menambah tabungan.
Sama sekali gak ada yang salah dengan menambah penghasilan. Akan tetapi tanpa pengelolaan keuangan yang baik, berapapun penghasilan yang ditambahkan, gak akan pernah cukup. Jadi, kalau kamu termasuk dalam generasi sandwich, yang harus kamu lakukan adalah mengevaluasi cara kamu menggunakan uang selama ini, dan mulai mengelola keuangan dengan cara yang baik.
Berikut beberapa cara untuk keluar dari masalah bagi generasi sandwich:
Siapkan dana darurat
Dana darurat adalah sejumlah dana yang disiapkan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diduga dan bisa datang kapan saja. Misalnya; sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan atau bencana alam. Minimal sisihkan 10% dari penghasilan setiap bulan untuk dana darurat. Bahkan, kalau ada kelebihan dana, lebih baik ditambahkan ke dalam pos ini daripada digunakan untuk belanja ayng tidak terlalu penting.
Menabung & investasi
Setelah kamu mengalami dan merasakan kesulitannya, pasti gak mau donk mewariskan hal yang sama kepada anak. Nah, untuk gak merepotkan anak dan mengulang kembali terjadinya generasi sandwich, selalu sisihkan penghasilan kamu untuk tabungan dan investasi. Tujuan dari investasi adalah untuk mengatasi inflasi. Ubah gaya hidup menjadi lebih sederhana, sehingga kamu bisa punya cukup uang untuk berinvestasi secara konsisten. Kalau sudah terbiasa, kamu akan merasa tertantang untuk terus meningkatkan nilai tabungan dan investasi.
Siapkan program pensiun
Program pensiun sebenarnya mirip dengan menabung, hanya saja lebih rutin dan baru bisa diambil setelah kamu memasuki masa pensiun. Dengan memiliki program pensiun, kamu tidak akan merepotkan anak saat tongkat estafet sudah berpindah, dan kamu tidak lagi dapat produktif bekerja.
Miliki asuransi kesehatan
Semain usia bertambah, ketahanan tubuh akan semakin menurun, dan berimbas pada kesehatan. Apalagi sejak pandemi melanda, resiko sakit semakin tinggi, sehingga asuransi menjadi pelindung bagi finansial keluarga saat kamu atau anggota keluarga jatuh sakit. Dengan memiliki asuransi, kamu bisa mendapatkan jaminan atas perawatan medis yang dibutuhkan, sehingga tidak harus mengganggu tabungan masa depan.
Photo: created by pressfoto - www.freepik.com