top of page

Tips Untuk Menjadi Sahabat Bagi si ABG



Tips Untuk Menjadi Sahabat Dengan Anak ABG Anda

Banyak orang tua yang mengeluh, bahwa anaknya yang mulai remaja atau ABG (anak Baru Gede) mulai berubah sikap. Anak yang biasanya nurut, jadi suka membantah, yang biasanya suka cerita tentang guru dan teman-teman, sekarang pulang sekolah langsung masuk kamar dan sibuk sendiri.

Yah, begitulah perubahan perilaku yang terjadi pada kebanyakan remaja, yang biasanya dimulai pada umur 10 tahun. Nanti saat umurnya 13-15 tahun, mulailah berdatangan masalah-masalah pubertas. Dan perubahan demi perubahan akan terus terjadi sampai akhir masa remaja, yaitu sekitar umur 17-19 tahun.

Biasanya orang tua merasa khawatir dengan perubahan ini. Kalau diberi kebebasan, takut anak jadi salah pergaulan. Tapi kalau dikekang, si ABG ini malah akan berontak dan membenci orangtuanya. Pe-er memang, tapi ada kok tipsnya agar kita bisa menjadi sahabat mereka.


Pahami kondisi remaja

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah memahami bahwa masa remaja adalah ‘badai’ bagi anak. Berbagai tantangan harus mereka lalui di masa ini. Perubahan mood, perubahan emosi, hingga perubahan bentuk tubuh.


Manfaatkan peluang

Dalam masa ini, sulit untuk membangun percakapan mengingat anak lebih sering menutup diri. Jika tiba-tiba saja anak mulai terbuka, manfaatkan momen tersebut. Hentikan kegiatan kita saat itu, lalu dengarkan apa yang ia sampaikan.


Jadi pendengar yang baik

Apa yang disampaikan anak mungkin terdengar remeh temeh, atau justru sebaliknya mengejutkan. Apapun itu, dengarkan sampai selesai, tahan diri untuk tidak memberi komentar atau kritik yang bisa mematahkan anak.

Ajukan pertanyaan seperti,”Jadi, apa yang bisa mama lakukan untuk membantu kamu?” Beri mereka ruang, dan yakinkan bahwa kita akan selalu ada untuk mereka. Jangan menghakimi atau mencoba memperbaiki masalah anak dengan cara kita. Biarkan ia menemukan caranya sendiri.


Selalu memberi dukungan

Sahabat adalah seseorang yang selalu memberi dukungan. Itulah yang harus kita lakukan kepada anak dalam kondisi apapun. Bukan dukungan dalam bentuk uang ya, tetapi pelukan hangat atau kata-kata yang memberi semngat seperti “Good luck ya” atau “Kamu pasti bisa” dan semacamnya. Hal-hal seperti ini mampu menghangatkan hati anak dan membuatnya merasakan kehadiran orang tua kapanpun ia membutuhkan.


Dekat dengan lingkungan anak

Berusaha untuk kenal dan berteman baik dengan teman-temannya, terutama saat mereka datang ke rumah. Untuk itu kita perlu mencari tahu mengenai dunia mereka, apa yang sedang jadi pembicaraan remaja saat ini, apa yang sedang ramai di sosial media, dan sebagainya. Jangan kita yang heboh bercerita, cukup menanggapi sedikit saja obrolan mereka.

Boleh juga sesekali mengajak anak dan teman-temannya makan atau noton bareng. Selain anak akan merasa bangga karena punya ibu yang keren, kita juga akan merasa lebih tenang karena mengenal lingkungan pergaulan anak.


Hargai privasi anak

Setiap orang tua pasti penasaran dengan kehidupan sosial anak. Akan tetapi, anak remaja atau ABG selalu ingin punya privasi, baik di dunia nyata mapun di media sosial. Boleh saja kita menjadi follower anak di media sosial, tapi jangan ikut memberi komen. Kalau ada yang ingin ditanyakan, sampaikanlah secara langsung, ini akan membuat anak merasa dihargai privasinya.

Yang paling penting, selalu sediakan waktu untuk anak setiap saat ia ingin curhat. Dengan demikian anak akan menjadikan orangtuanya sebagai sahabat terdekat dimana ia akan menceritakan segala permasalahannya.

bottom of page